Obsevasi Sekolah
Kelompok 13
ketua: Akhlak kazimi (12-103) http://12103akh.blogspot.com/
anggota: Nova Hardiyanti Pane (13-009) http://13009nhp.blogspot.com/
Syafira Hairy Sani (13-107) http://13107shs.blogspot.com/
Salshabilla Utari (13-129) http://13129su.blogspot.com/
Grace Irna Natalia Kemit (13-133) http://graceirnataliaa.blogspot.com/
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang Sekolah
1.
Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD NEGRI 060808
Alamat : Jl. Rahmadsyah Kec. Medan Area, Kota Medan
Status Sekolah : Negeri
Kepala Sekolah : Dra. Efrida
Nama Sekolah : SD NEGRI 060808
Alamat : Jl. Rahmadsyah Kec. Medan Area, Kota Medan
Status Sekolah : Negeri
Kepala Sekolah : Dra. Efrida
2. Visi
dan Misi Sekolah
VISI
·
Menjadikan sekolah terpercaya di masyarakat dan diminati
masyarakat.
·
Membentuk siswa berakhlak mulia, berprestasi yang dilandasi
nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran Islam
MISI
- Menanamkan keyakinan/akidah melalui pembelajaran Islam
- Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi bidan IMTAQ dan IPTEK
- Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif, sesuai dengan perkembangan zaman
TUJUAN
SEKOLAH
- Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkhlak mulia
- Siswa sehat jasmani daan rohani
- Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan ketertarikan, anak dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi
- Meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai sumber daya manusia
B.
Data
Observer
Observer
merupakan kelompok 13 pada mata kuliah Psikologi Pendidikan Tahun Ajaran 2014 yang terdiri dari lima
orang yaitu:
Observer I
Nama :Akhlak kazhimi (Ketua Kelompok)
NIM : 121301103
Observer II
Nama : Nova Hardiyanti Pane
NIM : 131301009
Observer III
Nama : Syafira Hairy Sani
NIM : 131301107
Observer IV
Nama : Salshabilla Utari
NIM : 1313100129
Observer V
Nama : Grace Irna Natalia K
NIM : 131301133
C. Kondisi Fisik Kelas
Hari & Tanggal Observasi : Sabtu, 5 April 2014
Kelas yang di Observasi : V (Lima) SD
Mata Pelajaran : Matematika
Nama Guru yang Mengajar : Novi, S.Pd.
Waktu Observasi : 13.45 - 14.30 WIB
Jumlah Siswa : 32 Orang
Jumlah Siswa yang Hadir : 21 Orang
Alat Observasi : Pena, Buku catatan, Jam
Media Pembelajaran
Guru :
Hari & Tanggal Observasi : Sabtu, 5 April 2014
Kelas yang di Observasi : V (Lima) SD
Mata Pelajaran : Matematika
Nama Guru yang Mengajar : Novi, S.Pd.
Waktu Observasi : 13.45 - 14.30 WIB
Jumlah Siswa : 32 Orang
Jumlah Siswa yang Hadir : 21 Orang
Alat Observasi : Pena, Buku catatan, Jam
Media Pembelajaran
Guru :
- Spidol
- Kapur Tulis
- Whiteboard
- Blackboard
Siswa:
- Buku Pegangan
- Buku Tulis
- Pulpen/Pinsil
Situasi Fisik Kelas
- Kursi chitos : 27 buah
- Kursi guru : 2 buah
- Meja guru : 2 buah
- Kipas : 1 buah
- Whiteboard : 1 buah
- Blackboard : 1 buah
- Jam dinding : 1 buah
- Lemari : 3 buah
- Meja pingpong : 1 buah
- Rumus-rumus : 2 buah
- Absensi dinding : 2 buah
D. Hasil Observasi
Kelompok 13 melakukan tugas observasi proses belajar yang dilakukan d SD Negeri 060808 Medan yang beralamat dijalan Rahmadsyah Kec. Medan Area Kota Medan
pada tanggal 05 April 2014. Kelompok mendapatkan izin dari pihak sekolah untuk
melakukan observasi di kelas 5 SD. Kami mulai melakukan observasi di dalam
kelas pukul 13.45 WIB. Pada saat pertama kali kami masuk ke kelas, proses
belajar mengajar belum dilakukan hingga akhirnya kami memulai dengan perkenalan
diri kepada adik-adik yang ada dikelas itu. Saat kami memperkenalkan diri, ada
seorang bapak yang membantu untuk menertibkan kelas. Dan kami mendapatkan
informasi bahwasannya bapak itu adalah guru olahraga di sekolah itu. Kelas
tersebut memiliki empat buah lampu yang menyala. Sebuah kipas angin yang
menyala berada di sisi dinding sebelah kanan kelas. Terdapat sebuah whiteboard
dan sebuah blackboard yang berada didepan kelas sebagai alat berlangsungnya
proses belajar mengajar.
Setting tempat duduk kelas tersebut dibuat sesuai keadaan kelas yang
tidak begitu luas. Meja guru berada di depan kelas dan meja murid berada di
depan meja guru. Terdapat 3 lemari yang diletak di depan, samping, dan belakang
kelas. Di belakang kelas juga terdapat 3 meja yang diletakkan berderetan
sebagai tempat meletakkan buku-buku lama yang sudah tidak terpakai yang dapat
merusak konsentrasi belajar. Ada sebuah meja pingpong yang diletakkan
dibelakang kelas karna tidak ada lokal lagi untuk menyimpan meja pingpong
tersebut.di sebelah kiri dan kanan sisi kelas terdapat runtutan jendela yang
membuat siswa bisa melihat keluar. Tapi sayangnya jendela pada sisi kiri kelas langsung
berhadapan dengan dinding bangunan sebelah sekolah tersebut sehingga udara
tidak leluasa untuk keluar masuk kelas. Suasana kelas yang bisa dikatakan
sedikit panas, sedikit dibantu oleh sebuah kipas angin yang memberikan angin
segar untuk kelas tersebut. Keadaan kelas sudah cukup nyaman. Tapi kelas kurang
bersih karena ada banyak sampah yang berserakan di lantai kelas.
Saat memulai pelajaran,
ibu guru memberikan intruksi kepada muridnya untuk mengeluarkan buku matematika
yang akan dipelajari. Para siswa terlihat begitu bersemangat untuk memulai
pelajaran. Di tengah guru menjelaskan pelajaran, sang guru mengingatkan kepada
muridnya bahwasannya pelajaran ini telah sedikit dipelajari di kelas 4 sd, dan
ibu guru memberikan motivasi kepada
muridnya untuk terus rajin belajar karna mereka pasti akan melalui ujian
nasional di tehun depan.
Setelah itu, ibu guru
memberikan soal di papan tulis dan mengerjakan soal tersebut dengan muridnya.
Kemudianibu guru memberikan soal lagi. Tapi ssoal ini dikerjakan oleh murid
yang bersedia maju ke depan. Antusias pada murid sangat terasa, kemudia 2 murid
dipersilahkan oleh ibu guru untuk maju ke depan mengerjakan soal tersebut. Saat
selesai, ibu guru mrmuji pekerjaan anak murid tersebut.
Saat dirasa murid sudah
paham akan materi yang diberikan, ibu guru memberikan intruksi kepada muridnya
untuk mengerjakan soal yang ada dibuku pegangan para murid dan ibu guru
meninggalkan kelas. Saat ibu meninggalkan kelas, para murid mengerjakan tugas
yang diberikan. Namun saat sudah selesai, salah satu anak melihat ke jendela
yang berada di sebelah kanan kelas dan berbicara dengan temannya. Ternyata dua
orang teman wanita yang berbeda kelas sudah menunggunya di jendela. Anak
tersebut pun berbicara dengan santai sampai ibu guru kembali datang.
Saat ibu guru kembali ke
kelas, siswa yang telah selesai langsung kedepan dan memeriksa jawabannya
apakah sudah benar atau salah. Kemudian ibu guru mengumpulkan tugas yang telah
diberikan. Setelah selesaik, ibu guru memberikan mnotivasi lagi kepada muridnya
untuk rajin menyelesaikan tugas yang diberikan. Tapi ibu guru tidak memberikan
punishment kepada murid yang tidak mengerjakan tugas. Ibu guru hanya berkata
“bagi yang sudah mengerjakan tugas bagus, tapi bagi yang belum, yang belum
tolong kerjakan PR yang ibu kasih, itu supaya kalian belajar lagi dan lebih
ingat dengan pembelajaran kita.”
Setelah ibu guru selesai
memberikan motivasi, jam belajar pun selesai dan para murid membereskan alat
tulis serta buku mereka. Kemudian kami
memberikan reward kepada para murid karna telah membantu kami dan kami berfoto
sejenak, setelah itu kami berpamitan pulang.
BAB II
Landasan Teori dan Analisis Hasil
Observasi
A.
Pembahasan
Kondisi Kelas
Kelas pada SD Negeri 060808 sudah dapat dikatakan baik, tidak terlalu kecil ataupun besar, tempat duduk kelas tersebut dibuat sesuai keadaan kelas yang tidak begitu luas. Meja guru berada di depan kelas dan meja murid berada di depan meja guru. Terdapat 3 lemari yang di depan, samping, dan belakang kelas. Di belakang kelas juga terdapat 3 meja yang diletakkan berderetan sebagai tempat meletakkan buku-buku lama yang sudah tidak terpakai yang dapat merusak konsentrasi belajar. Ada sebuah meja pingpong di sebelah kiri dan kanan sisi kelas terdapat runtutan jendela yang membuat siswa bisa melihat keluar. Jendela pada sisi kiri kelas langsung berhadapan dengan dinding bangunan sebelah sekolah sehingga udara tidak masuk kelas. Kelas sedikit panas karna kurangnya udara yang masuk dan keluar, kelas sudah cukup nyaman tetapi kurang bersih karna dilantai masih ada sampah yang berserakan.
Kelas pada SD Negeri 060808 sudah dapat dikatakan baik, tidak terlalu kecil ataupun besar, tempat duduk kelas tersebut dibuat sesuai keadaan kelas yang tidak begitu luas. Meja guru berada di depan kelas dan meja murid berada di depan meja guru. Terdapat 3 lemari yang di depan, samping, dan belakang kelas. Di belakang kelas juga terdapat 3 meja yang diletakkan berderetan sebagai tempat meletakkan buku-buku lama yang sudah tidak terpakai yang dapat merusak konsentrasi belajar. Ada sebuah meja pingpong di sebelah kiri dan kanan sisi kelas terdapat runtutan jendela yang membuat siswa bisa melihat keluar. Jendela pada sisi kiri kelas langsung berhadapan dengan dinding bangunan sebelah sekolah sehingga udara tidak masuk kelas. Kelas sedikit panas karna kurangnya udara yang masuk dan keluar, kelas sudah cukup nyaman tetapi kurang bersih karna dilantai masih ada sampah yang berserakan.
B.
Pembahasan
Sistem Pembelajaran dikaitkan dengan Teori
1. Operant Conditioning (B.F Skinner)
Perilaku yang dilakukan tidaklah semua adalah perilaku yang diinginkan. Untuk menjadikan perilaku yang tidak diinginkan menjadi perilaku yang diinginkan dapat dilakukan dengan cara memberikan penguat positive jika ada perilaku yang diinginkan. Dan untuk mengurangi atau melenyapkan perilaku yang tidak diinginkan adalah dengan memberikan penguat negativ dan memberikan hukuman.
Sama halnya dengan seorang anak yang menggap bahwa tampil dimuka umum adalah hal yang memalukan baginya karna semua mata akan tertuju padanya dan itu akan mengganggu konsentrasinya. Namun ketika ia tampil dimuka umum, orang disekelilingnya memberikan tepuk tangan. Tepuk tangan tersebut merupakan reinforcement positif baginya yang membuat anak tersebut ingin tampil didepan umum lagi untuk mendapatkan tepuk tangan tersebut.
Pada kelas V guru memberikan reinforcement kepada siswa dalam kelas, pada saat seseorang anak mengerjakan tugas yang diberika dengan baik, dan seorang anak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan, anak tersebut untuk mengerjakan tugas dengan harapan perilaku itu akan terus diulang dan frekuensi kejadiannya semakin bertambah. Dan ibu guru memberikan reinforcement negativ bagi murid yang tidak mengerjakan tugas dengan harapan perilaku itu tidak diulang lagi
Dalam teori Skinner, terdapat prinsip utama penguatan, dimana dinamika penguatan agar efektif mengubah perilaku, penguatan harus terjadi seketika bersama dengan kondisi penguatan dan terkait langsung dengan perilaku itu sendiri.
Perilaku yang dilakukan tidaklah semua adalah perilaku yang diinginkan. Untuk menjadikan perilaku yang tidak diinginkan menjadi perilaku yang diinginkan dapat dilakukan dengan cara memberikan penguat positive jika ada perilaku yang diinginkan. Dan untuk mengurangi atau melenyapkan perilaku yang tidak diinginkan adalah dengan memberikan penguat negativ dan memberikan hukuman.
Sama halnya dengan seorang anak yang menggap bahwa tampil dimuka umum adalah hal yang memalukan baginya karna semua mata akan tertuju padanya dan itu akan mengganggu konsentrasinya. Namun ketika ia tampil dimuka umum, orang disekelilingnya memberikan tepuk tangan. Tepuk tangan tersebut merupakan reinforcement positif baginya yang membuat anak tersebut ingin tampil didepan umum lagi untuk mendapatkan tepuk tangan tersebut.
Pada kelas V guru memberikan reinforcement kepada siswa dalam kelas, pada saat seseorang anak mengerjakan tugas yang diberika dengan baik, dan seorang anak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan, anak tersebut untuk mengerjakan tugas dengan harapan perilaku itu akan terus diulang dan frekuensi kejadiannya semakin bertambah. Dan ibu guru memberikan reinforcement negativ bagi murid yang tidak mengerjakan tugas dengan harapan perilaku itu tidak diulang lagi
Dalam teori Skinner, terdapat prinsip utama penguatan, dimana dinamika penguatan agar efektif mengubah perilaku, penguatan harus terjadi seketika bersama dengan kondisi penguatan dan terkait langsung dengan perilaku itu sendiri.
2. Kondisi Belajar Robert Gagne
Robert Gagne berpendapat bahwa ada 3
tahapan umum dalam belajar. Yaitu persiapan belajar, akuisisi dan kinerja dan
transfer belajar. Dimana didalan 3 tahapan umum ini terdapat Sembilan tahapan
belajar. Dimana tahapan tersebut adalah konsep pemrosesan kognitif pada
analisis pembelajaran. Sembilan tahapan ini pada dasarnya harus diberlakukan
secara berurut karena merupakan aspek pemrosesan yang penting demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
1. Persiapan belajar
Tujuan dari tahapan ini adalah
mempersiapkan diri untuk belajar. Termasuk didalamnya adalah memperhatikan
stimuli pada proses pembelajaran yang dapat berupa objek bergerak maupun diam,
ucapan, tulisan maupun gambar. Pada
dasarnya stimulus-stimulus ini adalah pembangunan harapan pembelajaran demi
tercapainya tujuan belajar. Pada dasarnya persiapan belajar melibatkan proses
pengambilan informasi yang relevan kemudian dimasukkan ke dalam ingatan kerja.
2. Akuisisi dan kinerja
Merupakan fase inti dari
pembelajaran. Mengenali stimuli, memilih
stimuli yang relevan dari lingkungan, memberikan makna dan mentransfer
informasi ke ingatan jangka panjang, kemudian mengambil kembali informasi dan
merespon stimuli yang ada.
3. Transfer belajar
Tahapan terakhir dari belajar dimana
pembelajar diberi kesempatan untuk mengaplikasikan aktifitas belajar ke dalam situasi baru dan
membangun petunjuk tambahan (misalnya
pengalaman) untuk diingat kembali kelak.
Pada kelas yang kami observasi, kami
melihat adanya indikasi dari teori belajar Gagne yang dapat diaplikasikan pada
kondisi kelas pada saat observasi.
Tabel 1. Asumsi Dasar Kondisi
Belajar Gagne
Deskripsi
|
Tahapan
|
Fungsi
|
Aplikasi dalam observasi
|
1. Persiapan belajar
|
1. Memperhatikan
|
Memberikan peringatan bagi
pemelajar
Mengorientasikan
|
Murid
memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran
|
2. Harapan
|
Pemelajar pada tujuan belajar
|
Guru
berharap agar murid dapat mengerti pelajaran yang diberikan
|
|
3. Pengambilan kembali (informasi
yang relevan dan keterampilan) untuk dibawa ke ingatan kerja
|
Memberi ingatan tentang
kapabilitas yang diperlukan
|
Adanya
proses feedback dari guru
tantang ppelajaran di kelas sebelumnya
|
|
2. Akuisisi dan kinerja
|
4. Persepsi selektif
terhadap ciri stimulus
|
Membangkitkan penyimpanan pada
stimulus penting secara temporer di dalam ingatan kerja
|
Murid
hanya memperhatikan instruksi guru
|
5. Pengkodean semantik
|
Transfer ciri stimulus dan informasi terkait ke
dalam ingatan jangka panjang
|
Murid
mengingat pelajaran yang diterangkan oleh guru pada kelas lalu
|
|
6. Pengambilan kembali dan respons
|
Mengembalikan informasi yang
tersimpan ke penggerak respons individual dan mengaktifkan respons
|
Murid
merespon dengan memberikan tanggapan saat guru bertanya
|
|
7. Penguatan
|
Mengkonfirmasi harapan pemelajar
tentang tujuan belajar
|
Guru
memberikan reinforcement kepada murid
|
|
3. Transfer Belajar
|
8. Pengambilan petunjuk
|
Memberikan petunjuk tambahan untuk peringatan kapabilitas di
waktu mendatang
|
Guru
menjelaskan dan menunjukkan beberapa contoh soal
|
9. Kemampuan generalisasi
|
Memperkaya transfer belajar ke
situasi baru
|
Pengetahuan
mengenai pecahan dapat mereka gunkan dikehidupan sehari-hari
|
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
- Proses belajar mengajar di kelas 5 SDN 060808 adalah proses belajar secara operant conditioning (teori belajar berpenguat) B.F Skinner yaitu tentang reinforcement positive dan reinforcement negatif
- Kondisi belajar yang sudah cukup baik dengan pemberian reinforcement itu agar perilaku yang tidak diharapkan dapat mengecil frekuensinya bahkan menghilang. Dan perilaku yang diharapkan dapat muncul dengan frekuensi yang lebih banyak lagi.
B. Saran
Menurut saya SDN 060808 sudah cukup baik, fasilitas yang disediakan sudah cukup memenuhi, namun ada beberapa kendala yaitu kurangnya kebersihan dan kurangnya ruang kelas, didalam kelas juga letak-letak barang juga tidak pas, ada meja pingpong dan buku-buku yang berserakan didalam kelas. Sebaiknya ditambahkan lemari didalam kelas agar buku-buku yang berserakan dapat diletak didalam lemari dan sebaiknya ada jadwal piket untuk murid agar membersihkan kelas dan lingkungan sekolah.